2.1 Pengertian Bimbingan untuk Anak Tunadaksa
Bimbingan
anak tunadaksa adalah Bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada anak yang
mengalmi ketunadaksaan dalam menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri, dan
kemampuan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada diri dan
lingkungannya agar mampu mandiri.
2.2
Tujuan
Bimbingan untuk Anak Tunadaksa
Tujuan layanan
bimbingan bagi anak tunadaksa pada setiap satuan pendidikan luar biasa, adalah
sebagai berikut :
1.
Tujuan bimbingan di
TKLB
a. Membantu
anak didik agar secara sosio emosional dapat memulai masa transisi dari
kehidupan di rumah ke kehidupan di lingkungan sekolah.
b. Membantu
anak tunadaksa untuk mengurangi atau menghilangkan secara bertahap kebiasaan
buruk dan memupuk kebiasaan yang baik.
c. Membantu
menyiapkan perkembangan mental anak untuk masuk SD/SDLB
d. Membantu
orang tua untuk mengerti dan memahami anak sebagai individu.
e. Membantu
orang tua dalam mengenali kebutuhan anak.
f. Membantu
dalam mengatasi gangguan emosi anak yang ada hubungannya dengan kelainan anak
maupun situasi keluarga di rumah.
g. Membantu
orangtua anak khususnya anak tunadaksa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul sebagai akibat dari kelainan mereka.
2.
Tujuan bimbingan di
SDLB
a. Membantu
siswa tunadaksa agar secara sosio emosional dapat melalui masa transisi dari
lingkungan TK/lingkungan keluarga ke lingkungan SD/SDLB.
b. Membantu
siswa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, baik dalam kegiatan belajar
maupun kegiatan pendidikan pada umumnya.
c. Membantu
siswa dalam memahami dirinya (kelebihan, kekurangan, dan kelainan yang
disandang) maupun lingkungannya.
d. Membantu
siswa dalam melakukan pilihan yang tepat untuk melanjutkan pendidikan
pendidikan di SLTP umum/SLTPLB.
e. Membantu
orangtua dalam mengambil keputusan untuk memilih jenis sekolah yang sesuai
dengan kemampuan dari kelinan tunadaksa tersebut.
f. Membantu
orangtua dalam memahami anak dan kebutuhannya, baik sebagai makhluk individual
maupun sebagai makhluk sosial.
3.
Tujuan bimbingan di
SLTPLB
a. Membantu siswa agar
secara sosio emosional dapat melalui msa trasisi dari lingkungan SDLB ke
lingkungan sekolah lanjutan, dan dari masa kanak-kanak ke usia remaj awal.
b. Membantu siswa dalam
memahami kehidupan di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. serta mampu
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
c. Membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman tentang dirinya (kelebihan, kekurangan, dan kelainan
yang disandang) sehingga memiliki sikap dan perilaku yang wajar.
d.
Membantu menyiapkan
perkembangan mental siswa untuk melanjutkan pendidikan k SMPLB.
e.
Membantu orangtua untuk
mengerti dan memahami anak sebagai individu yang telah memasuki usia remaja
awal, sehingga dapat memberikan perlakuan yang wajar.
f.
Membantu orangtua dalam
mengambil keputusan mengenai jenis sekolah ataupun arah pilihan karier yang
sesuai dengan kemampuan dan kelainannya serta kebutuhan yang diperlukan.
4.
Tujuan Bimbingan di
SMLB
a. Membantu siswa agar
secara sosio emosional dapat dapat melalui masa transisi dari lingkungan SLTPLB
ke lingkungan SMLB, serta transisi pda usia remaja.
b. Membantu siswa untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya baik dalam perkembangan
pendidikan maupun pilihan karier.
c.
Membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman tentang dirinya (kelebihan, kekurangan, dan kelainan ya
g disandang) sehingga memiliki sikap dan perilaku yang wajar.
d.
Membantu menyiapkan
perkembangan mental siswa untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan
kemampuan, keterampilan, serta kondisinya.
e.
Membantu orangtua untuk
memahami anak sebagai individu yang telah memasuki usia remaja dan membantu
mengambil keputusan untuk memilih jenis pekerjaan dan karier.
2.3
Prinsip-prinsip
Layanan Bimbingan Anak Tunadaksa
1. Sasaran
layanan bimbingan .
a. Bimbingan ditujukan
kepada semua individu yang berkelainan tanpa memandang umur, suku, agama, dan
status sosial ekonomi.
b.
Bimbingan berurusan
dengan pribadi berkelainan yang unik.
c.
Bimbingan memperhatikan
sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu yang berkelainan.
d. Bimbingan memberikan
perhatian utama kepada perbedaan individu yang berkelainan yang menjadi pokok
layanannya.
2. Permasalahan
Individu
Permasalahan yang dihadapi oleh individu
adalah kompleks, sedapat mungkin dikecilkan, oleh karena itu dalam pelayanan
bimbingan perlu melibatkan orangtua, sekolah, dan masyarakat.
3. Program
layanan bimbingan
a.
Layanan bimbingan
merupakan bagian integral dari pendidikan dan perkembangan individu, oleh
karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program
pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan harus
fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi
lembaga.
c.
Program bimbingan
disusun dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.
d. Terhadap isi dan
pelaksanaan program bimbingan perlu ada kegiatan penilaian yang teratur dan
terarah.
4. Pelaksanaan
layanan bimbingan
a. Bimbingan harus
diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri
sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b. Dalam proses bimbingan
keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas
kemauan individu sendiri, bukan atas kemauan atau desakan pembimbing.
c. Kerjasama antar
pembimbing, guru, dan orangtua sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
d.
Pengembangan program
pelayanan bimbingan ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hsil
pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
dan program bimbingan itu sendiri.
2.4
Ruang
Lingkup Bimbingan Anak Tunadaksa
Ruang lingkup layanan
bimbingan pada satuan pendidikan luar biasa, menekankan pada 4 bidang:
1. Bimbingan
pribadi-sosial
Untuk
mencapai tujuan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang
mandiri dan bertanggung jawab. Untuk anak tunadaksa yakni membentuk pribadi
yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain.
2. Bimbingan
belajar
Untuk
mencapai tujuan tugas perkembangan pendidikan dalam mewujudkan pribadi sebagai
pelajar yang efektif. Anak tunadaksa diharapkan mampu menggunakan waktu yang tersedia
secara efektif untuk kepentingan pendidikan, memilih strategi belajar yang
sesuai, dan dapat mencapai prestasi yang optimal.
3. Bimbingan
karier
Untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan karier dalam mewujudkan pribadi yang
produktif. Diharapkan anak tunadaksa mampu untuk mengenal dan menyadari
kekurangan serta kelebihan, minat, bakat, dan potensinya.
4. Bimbingan
penggunaan waktu luang
Sebagai
upaya untuk membantu peserta didik dalam mengatur waktu yang tersedia seefektif
mungkin. Anak tunadaksa diharapkan dapat memanfaatkan waktu luang dimanapun
mereka berada, baik untuk kepentingan pengembangan pribadi-sosial, belajar,
maupun karier sehingga tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa digunakan
untuk kegiatan yang bermanfaat.
2.5
Pendekatan
Bimbingan Anak Tunadaksa
Pendekatan
layanan bimbingan yang paling tepat dilaksanakan disekolah adalah bimbingan
yang bersifat mengembangkan. Disamping itu pelaksanaan layanan bimbingan perlu
digunakan pendekatan terpadu, yakni terpadu dengan seluruh kegiatan pedidikn
disekolah baik kurikulum maupun ekstra kulikuler.
Kecacatan yang dialami anak tunadaksa
adalah heterogen dan kompleks sehingga persoalan-persoalan yang muncul pada
masing-masing anak selalu bervarisi bik macam maupun derajat kualitasnaya. Oleh
karena itu diperlukan tehnik pendekatan yang mampu menangani dan mengantisipasi
masalah-masalah yang timbulpada diri anak tunadaksa di sekolah dengan
menggunakan pendekatan tim atau dengan istilah lain pendekatan multidisipliner.
Pendekatan multidisipliner yang
dirancang dalam penyelenggaraan pendidikan, dimaksudkan untuk menigkatkan
layanan yang dibutuhkan oleh anak-anak tunadaksa. Dalam pendekatan
multidisipliner ini melibatkan banyak ahli-ahli yang profesional dalam
bidangnya masing-masing. Dalam bekerja mereka ada yang bersama-sama dan ada
pula yang bekerja sendiri-sendiri sesuai dengan keahliannya.
Untuk mengembangkan kemampuan
masing-masing anak tunadaksa adalah tugas guru pendidikan luar biasa, khususnya
yang mengambil bidang kajian mayor pendidikan untuk anak tunadaksa. Seseorang
yang memiliki tanggung jawab profesional dituntut untuk tampil secara
profesional pula. Jenis kemampuan yang seyogyanya dikuasai guru pendidikan luar
biasa, meliputi :
1.
Kemampuan mengelola
kegiatan belajar mengajar.
2.
Kemampuan melaksanakan
bimbingan belajar
3.
Kemampuan menjadi
penghubung antara sekolah dan masyarakat
4.
Kemampuan mengelola
administrasi kelas.
Dengan demikian peran guru kelas atau
guru mata pelajaran dapat membantu program layanan bimbingan yang
dipadukandengan kegiatan-kegiatan pendidikan dan/atau pengajaran yang
dilaksanakannya.
2.6 Teknik
Layanan Pada Bimbingan Anak Tunadaksa
Dilihat dari sumber
inisiatif dalam memberikan layanan, maka teknik bimbingan dapat dibedakan
menjadi:
· Teknik
direktif, yaitu layanan bimbingan inisiatif terbesarnya berpusat pada pihak
pembimbing/konselor.
· Teknik
non direktor, yaitu layanan bimbingan yang inisiatif terbesarnya berpusat pada
pihak siswa.
· Teknik
elektik yaitu layanan bimbingan yang memadukan antara teknik direktif dan non
direktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar