2.1 Sejarah Fisioterapi
Praktek fisioterapi atau terapi fisik sudah dimulai sejak
abad 2500 SM di China
berupa akupuntur dan berbagai teknik
manual therapy. Penggunaan fisioterapi juga sudah tercatat dalam
"Ayurveda" yang merupakan suatu sistem kedokteran paling tua dan sampai
sekarang masih dipraktekkan dan diakui oleh India sebagai bagian dari sistem kesehatan
negara. Pada kedokteran barat, tercatat pada tahun 460 SM, Hippocrates sudah menggambarkan
massage dan hydrotherapy sebagai alternatif penyembuhan berbagai penyakit.
Pada era modern, fisioterapi mulai banyak dikembangkan pada tahun 1896 di London
yang pada mulanya bertujuan untuk meningkatkan mobilitas penderita yang dirawat
inap di rumah sakit untuk menjaga kekuatan dan fungsi otot. Ilmu fisioterapi kemudian
berkembang pesat dan mulai dilakukan standardisasi layanan dan profesi fisioterapi
yang terutama didasarkan pada ilmu kedokteran modern. Pada tahun 1920 mulai
dibentuk perkumpulan ahli fisioterapi di Inggris yang kemudian diikuti oleh berbagai
negara lain. Perkembangan ilmu dan layanan fisioterapi juga dipengaruhi oleh perang
dunia I dan II dimana pada saat tersebut dan paska perang terdapat peningkatan kebutuhan
perawatan dan rehabilitasi korban perang.
2.2
Pengertian Fisioterapi
Fisioterapi
secara etimologi terbagi atas dua unsur, yaitu : Fisio yang berarti alam dan terapi
yang berarti pengobatan. Orang yang menjalankan pelayanan Fisioterapi disebut
Fisioterapis. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut WCPT Fisioterapi
adalah suatu ilmu atau kiat untuk melakukan suatu pengobatan dengan memanfatkan
khasiat alam seperti cahaya, air, listrik, latihan-latihan dan manual.
Menurut Joic I William
Fisioterapi adalah suatu proses yang secara sistemik untuk mengatasi gangguan
fungsi muskuloskeletal dan psikosomatos. Jadi pengertian Fisioterapi secara
umum adalah suatu upaya umum pelayanan kesehatan profesional yang bertanggung
jawab atas kapasitas fisik dan kemampuan fungsional yang dilaksanakan dengan
tindakan terarah yang berorientasi pada pemecahan masalah dengan menggunakan
pendekatan ilmiah yang dilandasi oleh etika profesi. Kapasitas fisik adalah
potensi yang dimiliki oleh individu baik yang tersedia maupun yang potensial
dipengaruhi oleh sistem dan subsistemnya yang komponennya dimulai dari sel,
jaringan, organ, dan sistem organ yang ada di dalam tubuh Kemampuan fungsional
adalah kemampuan individu untuk menggunakan kapasitas fisik yang dimilikinya
dalam memenuhi kewajiban hidupnya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Imam Waluyo
Fisioterapi adalah upaya pelayanan kesehatan profesional yang bertanggung jawab
atas kesehatan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional yang dilaksanakan
terarah dan berorientasi pada masalah serta menggunakan pendekatan pendekatan
ilmiah dan dilandasi etika profesi.
Menurut Goddenson
Fisioterapi memainkan peranan penting dalam rehabilitasi untuk cacat tubuh dan
tanggung jawab pada kapsitas fisik dan keterbatasan serta perencanaan program
penanganan yang meringankan sakit memperbaiki atau memperkecil keburukan,
menambah kekuatan dan gerakan pada umumnya memperbaiki kesehatan , fisioterapis
memberi motifasi dan instruksi pada pasien, keluarga dan masyarakat yang mungkin telah membantu mempengaruhi
dalam perilakunya dan program rehabilitasinya.
Menurut Ensikopedia
Fisioterapi memuat evaluasi dan cara pengobatan pada kelemahan pasien dan
penyakit, kecelakaan dan stress. Menggunakan latihan-latihan dan ukuran-ukuran
fisik lainnya untuk mengurangi rasa sakit dan kesadaran mudah bergerak yang
tidak teratur. Melakukan evaluasi dengan fisioterapi termasuk termasuk tes
dengan menggunakan gerakan sendi tingkat kekuatan otot, kelemahan dan kurannya
koordinasi, kapasitas pernapasan, kelancaran pertukaran, sensor dan sistem
pernapasan dan kemampuan pasien untuk melakukan kemampuan dasar dari evaluasi
tiap hari dalam menyediakan informasi pada akibat-akibat pengobatan, tes-tes
dengan menggunakan gerakan tangan atau dengan alat listrik dan cara lain.
Menurut J.Hislop yang
diikuti Heidy Paetrero Fisioterapi didefinisikan sebagai sebuah profesi
kesehatan yang membedakan ilmu klinik yaitu patokinesiologi adalah suatu
pemakaian dari anatomi dan fisiologi untuk gerakan manusia yang tidak normal.
Kongres
IKAFI oleh Gerry L. Smidt Fisioterapi
meliputi suatu kecakapan khusus dan termasuk mengembangkan prinsif dan
menginginkan kesehatan secara profesional.
Fisioterapi menurut WCPT
(Word Confederation For Phisical Therapy) 1995 dan 1999 Fisioterapi adalah
tenaga kesehatan profesional yang bekerja untuk manusia segala umur yang
bertujuan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mengembalikan fungsi dan
ketergantungan bila individu mendapatkan kekurangan gangguan kemampuan atau
masalah yang disebabkan kerusakan fisik, psihis dan lain sebagainya. Ilmu yang
dipelajari adalah Fisika, kemanusian dan ilmu kesehatan serta penggunaan sumber
fisis untuk menyembuhkan seperti latihan, tehnik manipulasi, dingin, panas
serta modalitas eletroterapeutik. Fisioterapi adalah profesi yang mempunyai
otonomi sendiri serta mandiri yang melaksanakan praktek secara terbuka dan
mempunyai hubungan sejajar dengan profesi medis dan tenaga kesehatan profesional
lainnya. Fisioterapi memberikan pelayanan pada sektor privat atau umum di rumah
sakit, pusat rehabilitasi, puskesmas, klinik, sekolah dan tempat kerja.
Fisioterapi menurut WCPT 1995
dan 1999 dapat diuraikan dan dijabarkan sebagai berikut :
1. Fisioterapi profesi yang
mandiri
2.
Sejajar
dengan profesi kesehatan lainnya
Lingkup pelayanannya
dari individu sampai masyarakat menyangkut promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Pelayanan Fisioterapi ditujukan kepada perorangan dan
masyarakat dimana lingkup pelayanan fisioterapi adalah mengembangkan,
memelihara, dan memulihkan serta yang menjadi bidang garapan Fisioterapi adalah
maksimalisasi gerak dan kemampuan fungsional sedangkan sehat yang dimaksud
fisioterapi adalah keadaan gerak penuh dan fungsional.
Fisioterapi terkait pada urusan mengenali
dan memaksimalkan masalah potensi gerak yang berhubungan dengan lingkup
promosi, preventif, penyembuhan dan pemulihan, Fisioterapi ikut dalam interaksi
antara fisioterapis, pasien atau klien, pamili dan pemberi pelayanan kesehatan
dalam proses pemeriksaan potensi gerak dalam upaya menegakkan tujuan yang
disepakati dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan fisioterapi yang
unik.
Fisioterapis secara khusus
memandang tubuh dan kebutuhan potensi gerak merupakan pusat penentuan diagnosis
dan strategi intervensi dan konsisten dalam bentuk apapun dimana praktek
fisioterapi dilakukan. Bentuk pelayanan fisioterapi akan sangat bervariasi dalam
hubungannya dengan dimana fisioterapis bekerja maupun berkenaan dengan promosi,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Fisioterapi adalah bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh (provide By) atau dibawah pengarahan (Under the
direction), dan supervisi oleh fisioterapis termasuk pemeriksaan, diagnosa,
perencanaan, intervensi dan evaluasi.
Fisioterapi menurut Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) 1363 pasal 12 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Fisioterapis
dalam melaksanakan praktek berwewenang untuk melakukan :
a.
Asesment
Fisioterapi
Assesment termasuk pemeriksaan pada perorangan atau
kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan
fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lainnya dengan cara pengambilan
perjalanan penyakit (history Taking), skrening, tes khusus pengukuran dan
evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah
proses pertimbangan klinis.
b.
Diagnosa
Fisioterapi
Diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi dan
menyatakan hasil dari proses pertimbangan/ pemikiran klinis, dapat berupa
pernyatan keadaan disfungsi gerak, dapat meliputi/mencakup kategori kelemahan,
limitasi fungsi, kemampuan/ketidakmampuan dan sindrom.
c.
Intervensi
fisioterapi
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun
kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan
yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan
lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada
pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi.
Intervensi
di implementasikan dan dimodifikasilkan untuk mencapai tujuan yang disepakati
dan dapat termasuk penanganan secara manual, peningkatan gerakan, peralatan
fisis, peralatan elektroterapeutik dan peralatan mekanis : pelatihan
fungsional, penentuan bantuan dan peralatan bantu, instruksi dan konseling,
dokumentasi dan koordinasi, komunikasi dan intervensi dapat juga ditujukan pada
pencegahan ketidaknormalan (kelemahan), keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan
cidera, termasuk juga peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, kualitas hidup,
kebugaran segala umur dan segala lapisan masyarakat.
2.
Evaluasi/re-evaluasi/re-assesment
Dilakukan setiap penerapan proses fisioterapi agar dapat
memaksimalkan tujuan yang akan dicapai.
3.
Fisioterapi
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
Dalam
arti luas fisioterapi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berupa
intervensi fisik non-farmakologis dengan tujuan utama kuratif dan rehabilitatif
gangguan kesehatan. Fisioterapi atau Terapi Fisik secara bahasa merupakan
teknik pengobatan dengan modalitas fisik (fisika). Beberapa modalitas fisik
yang terdapat di pergunakan antara lain : listrik, suara, panas, dingin,
magnet, tenaga gerak dan air. Modalitas fisik inilah yang kemudian menjadi
dasar aplikasi fisioterapi. Sebagai contoh, suhu dapat dimodifikasi menjadi
suhu dingin (coldtherapy) dan suhu panas (thermotherapy) yang digunakan pada
keadaan yang sesuai dengan indikasi terapi tersebut.
Aplikasi
fisioterapi dewasa ini terus menerus mengalami perkembangan baik dari sisis
prosedur pelaksanaan maupun alat-alat pendukung. Aplikasi Fisioterapi juga semakin
cenderung mengkombinasikan modalitas-modalitas fisika yang ada. Sebagai contoh,
hydrotherapy dilakukan dengan modifikasi suhu dingin (coldtherapy) dan panas
(thermotherapy). Alat pendukung electrotherapy juga sangat berkembang menjadi
alat pendukung yang canggih yang dipergunakan pada level pusat pelayanan
kesehatan maupun penemuan alat alat yang dapat dipergunakan secara mandiri oleh
penderita, misalnya penggunaan alat TENS (transcutaneous electro nerve
stimulation). Pada cabang fisioterapi non-alat, manual therapy dan exercise
therapy merupakan cabang fisioterapi yang paling berkembang di dunia olahraga.
Manual therapy berkembang untuk melayani kebutuhan pengatasan cedera olahraga maupun
cedera non-olahraga pada komunitas atlet dan non-atlet sedangkan exercise
therapy berkembang mengikuti kemajuan teknik kedokteran
preventif-rehabilitatif.
2.2
Ruang Lingkup Fisioterapi
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta globalisasi maka pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai
kebutuhan masyarakat baik yang bersifat umum ataupun kekhususan seperti berikut
ini:
a.
Fisioterapi
Kesehatan Wanita
b.
Fisioterapi
Tumbuh Kembang
c.
Fisioterapi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d.
Fisioterapi
Usia Lanjut
e.
Fisioterapi
Olahraga
f.
Fisioterapi
Kesehatan Masyarakat
g.
Fisioterapi
Pelayanan Medik
Pengembangan
pelayanan fisioterapi pelayanan medik didasari pada spesifikasi problem
kesehatan pasien, seperti Fisioterapi Muskuloskeletal (penyembuhan dan
pemulihan gangguan anggota gerak tubuh terdiri dari otot, sendi, jaringan
ikat), Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan dan pemulihan pada
gangguan jantung, pembuluh darah dan paru), Fisioterapi Neuromuskular
(penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi), Fisioterapi Integumen (penyembuhan dan pemulihan pada kecacatan fisik
dan kulit) dan lain-lain.
Ruang lingkup Pedoman Pelayanan Fisioterapi
Pendekatan penyusunan pedoman ini berdasarkan hasil
kajian terhadap penyelenggaraan pelayanan dan pengembangan tenaga fisioterapi
saat ini dan kajian terhadap kebijakan pelayanan kesehatan serta kecenderungan
pengembangan pelayanan kesehatan yang akan datang baik secara nasional maupun
internasional. Memperhatikan hal tersebut maka ruang lingkup pedoman pelayanan
fisioterapi di sarana kesehatan meliputi :
1.
Pendahuluan
2. Falsafah, etika profesi, kompetensi, peran dan fungsi serta tanggung jawab fisioterapi
2. Falsafah, etika profesi, kompetensi, peran dan fungsi serta tanggung jawab fisioterapi
3.
Penatalaksanaan
palayanan fisioterapi
4.
Pelaporan
5.
Penutup
Referensi :
Salim Salim, 2006. Hambatan dan Kebutuhan Anak Tunadaksa. Dirjendikti.
firmanphysio.blogspot.co.id
(diakses pada 15 Februati 2016 pukul 19.06)
https://id.wikipedia.org/wiki/Fisioterapi (diakses pada 16 Februari 2016 pukul 14.25)