A. Pengertian
Aktivitas Terapi
Aktivitas
terapi merupakan serangkaian gerak fisik yang dilakukan di dalam usaha
penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola penyakitnya
dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Penggunaan
aktivitas fisik sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
bersifat komplementer dengan usaha terapi yang lain misalnya pengaturan makan
dan pengobatan konvensional yang telah terbukti peranannya. Penggunaan
aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh banyak orang,
namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi. Kenyataan memang
menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau olahraga memberi
manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain kadang-kadang justru
menambah parahnya suatu penyakit. Berbeda dengan pencegahan, hampir semua jenis
penyakit dapat dicegah atau dihambat dengan olahraga atau aktivitas fisik,
sedang untuk usaha terapi terbatas terutama penyakit degeneratif.
Ada
beberapa macam program terapi, seperti fisio terapi, terapi akupasi, terapi
bermain, terapi musik, operasi ortopedi. Fisio terapi adalah suatu penyembuhan
atau pengobatan bagi penderita kelainan fisik dengan menggunakan tenaga, daya
dan khasiat
alam. Maksud kegiatan
penyembuhan dan pengobatan dengan menggunakan khasiat alam, terutama untuk
menjaga gerak sendi, mencegah terjadinya pemendekan otot, mendidik kembali
perasaan dan gerakan otot-otot, mencegah adanya atropi otot, serta mendidik
gerakan fungsional. Banyak macam khasiat alam yang dapat dimanfaatkan untuk
usaha penyembuhan dan pengobatan, diantaranya dengan menggunakan sinar (light
therapy) yang menimbulkan panas berguna untuk analgesia, relaksasi otot, dan
peningkatan peregangan kolagen. Dingin lebih bermanfaat untuk nyeri akut karena
kemampuannya dalam mengontrol pembengkaan. Banyak bentuk panas yang tersedia,
termasuk kantong pemanas, dietermi gelombang pendek dan gelombang mikro, dan
ultrasound. Hidrotherapy (menggunakan air) juga memberikan panas, tetapi
merupakan “agen debriding” yang jauh 3 lebih baik dari pada agen pemanas.
Pemberian terapi dengan tenaga air ini bisa dengan semprotan air, berenang pada
air yang mengaliran. Pemberian terapi dengan masase, yaitu dengan jalan
memberikan gosokan pada tempat tertentu yang dapat mengurangi ketegangan otot.
Pemberian fisioterapi yang terkait dengan usaha membina kekuatan otot,
ketahanan dan koordinasi otot dengan anggota gerak yang lain adalah jenis mekanoterapi.
Jenis mekanoterapi ini dapat diberikan dengan cara: a) melatih gerakan pasif,
atau gerakan dibantu dengan orang lain, anak tidak melakukannya sendiri. b)
melatih dengan gerakan aktif, anak berusaha untuk menggerakan anggota tubuhnya
sendiri.
B. Tujuan Program Aktivitas Terapi
Tujuan
yang ingin dicapai dalam program aktivitas terapi adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita, mengelola ketunaan atau penyakitnya dan menunda atau
meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Hal ini dilakukan dengan
didasarkan kepada kenyataan bahwa fungsi organ akan menurun apabila tidak
digunakan dan akan meningkat apabila digunakan. Takaran latihan harus
disesuaikan dengan tingkat toleransi individu. Sebagai indikator dari tingkat
toleransi adalah mulainya rasa tidak enak, nyeri atau tegang.
C. Faktor-Faktor yang Dipilih Untuk Latihan Terapi
1). Kekuatan.
Kekuatan adalah
kemampuan otot untuk suatu ketahan akibat suatu beban. Beban dapat dari bobot
badan sendiri atau dari luar. Kekuatan dapat ditingkatkan dengan latihan yang
menimbulkan tahanan (resistance), misal mendorong, mengangkat, dan menarik.
2). Kelentukan
(flexibility)
Flesibilitas adalah
luas gerak persendian atau kemampuan seseorang untuk menggerakan anggota badan
pada luas gerak tertentu pada suatu persendian. Kelenturan dapat ditingkatkan
dengan bentuk latihan mengayun, memutar, meregang dan memantul-mantulkan
anggota tubuh.
3). Relaksasi.
Relaksasi adalah
melepaskan ketegangan dan kegelisahan. Setiap orang melakukan relaksasi pada
saat tertentu dan pada kondisi tertentu. Terdapat berbagai macam teknik dan
tata cara dalam melakukan relaksasi ini, yang berbeda-beda antara satu daerah
dengan daerah yang lain. Dan terdapat banyak teknik yang berbeda-bada namun tetap
banyak digemari di USA. Teknik-teknik ini lebih banyak menghasilkan efek untuk melepaskan
ketegangan, tetapi ada juga efek jangka panjang yang dapat mempengaruhi pikiran
dan badan.
D. Penyusunan
Program Latihan Aktivitas Terapi
§ Perencanaan
latihan
Perencanaan latihan
merupakan seperangkat tujuan konkrit, yang dijadikan motivasi oleh seseorang.
Perencanaan merupakan bagian yang amat penting dari serangkaian kegiatan
latihan. Keberhasilan pelaksanaan program bergantung kepada baik tidaknya
perencanaan.
§ Fungsi
perencanaan, antara lain :
•
Acuan /panduan pelaksanaan program
•
Alat pengendali pelaksanaan program
•
Tolok ukur kegiatan evaluasi
•
Materi yang akan dievaluasi
•
Untuk mengetahui unsur penghambat dan penunjang
•
Merumuskan kreteria keberhasilan pelaksanaan program.
§ Prinsip
Perncanaan:
•
Berdasarkan kebutuhan
•
Konsistensi, keselarasan antara tujuan dan dengan proses pelaksanaan.
•
Efesiensi dan produktif, berorientasi pada pemanfaatan sumber daya yang ada
•Universal,
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi secara keseluruhan.
§ Komponen
Perencanaan:
•
Kegiatan, jenis program latihan yang tersedia.
•
Tujuan, harapan yang akan dicapai lewat program latihan.
•
Output, hasil latihan yang diharapkan,
•
Proses kegiatan, pelaksanaan kegiatan dari persiapan sampai evaluasi.
•
Kelompok sasaran, subyek yang dikenai program latihan.
•
Waktu, jangka waktu yang tersedia untuk berlatih.
•
Lokasi, tempat latihan, outdoor, indoor, atau ber AC.
§ Standar
Layanan.
Sebelum program latihan
dilaksanakan, selayaknya mendapatkan layanan yang terstandart meliputi antara
lain:
•
Penjaringan riwayat kesehatan, kebugaran dan gaya hidup.
•
Pemeriksaan status kebugaran dan kesehatan.
•
Diaknosa, dari data riwayat kesehatan dan kebugaran serta pemeriksaan status
kesehatan dan kebugaran dilakukan diaknosa.
•
Penyusunan program latihan. Program latihan disusun berdasarkan tujuan yang
dikehendaki, prioritas program, pemilian model dan sarana latihan serta kondisi
seseorang.
•
Treatment, yakni pemberian latihan sesuai dengan hasil diaknosa dengan
mempertimbangkan keadaan seseorang.
•
Evaluasi, untuk mengukur keberhasilan latihan perlu diadakan evaluasi berkala
baik setiap selesai berlatih, maupun assesment (pengukuran) berkala (mingguan,
bulanan, dst).
E. Program
Latihan Untuk Cerebral Palsy
Penderita
cerebral palsy yang sebagian besar sifatnya sedang dan berat, mereka juga
mempunyai cacat yang lain. Secara kondisi medis mereka dapat diperbaiki dan
dilatih namun tidak dapat disembuhkan.
Pada penderita cerebral
palsy ini, secara universal terapi dengan aktivitas fisik atau olahraga sangat
disarankan. Aktivitas jasmani yang aman dan memenuhi kebutuhan bagi anak tersebut
adalah:
1. Kebutuhan
akan kebugaran jasmani dan gerak. Individu dengan cerebral palsy kebutuhan akan
kebugaran jasmani tidak jauh berbeda dengan anak normal, karena anak dengan
kondisi bugar mempunyai daya tahan tubuh yang baik sehingga tidak mudah
terserang bibit penyakit. Untuk itu program peningkatan kekuatan, daya tahan otot,
daya tahan kardiorespirasi dan kelentukan perlu diberikan pada mereka. Begitu banyak
gejala dan variasi penderita cerebral palsy, semua aktivitas harus bersifat individual
untuk semua anak. Aktivitas kebugaran yang dapat dilakukan adalah bersepeda
statis, bersepada statis ini akan lebih aman bagi penderita, disamping mudah pelaksanaannya
juga mempunyai kemanfaatan yang tinggi untuk meningkatkan kardiorespirasi.
Aktivitas menggantung dengan menggunakan palang tarik angkat (pull118 up bar),
mendorong dan mengangkat beban melalui rentang gerak Gymnasium Universal,
dirancang untuk meningkatkan kekuatan , dayatahan otot dan fleksibilitas. Untuk
semua tipe cerebral palsy, direkomedasi secara progresif beban ditambah.
2. Untuk
penderita ataksia dan athetoid membutuhkan relaksasi dan stabilisasi antara antivitas
gerakan otot-otot besar berorientasi kebugaran. Pada penderita ini, otot-otot yang
kaku diregangkan/ diulur, setelah melakukan pemanasan. Latihan ini dimulai dari
latihan otot-otot yang dapat diperintah dan hanya melibatkan satu persendian.
Gerakan yang dapat dilakukan adalah menekuk/ meluruskan atau menangkap/
melepaskan. Antara menekuk dan meluruskan, disarankan gerakan melepas lebih
banyak karena untuk tujuan menghalangi reflek menangkap. Latihan relaksasi
seperti pada bab 2 juga dapat dilakukan untuk dapat mengontrol ketegangan yang
terjadi di tubuh.
3. Penderita
ataksia, yang mempunyai kesadaran kinestetik kurang/ jelek, memerlukan latihan
orientasi ruang. Selama latihan orientasi ruang, sebuah cermin dapat digunakan untuk
memberikan umpan balik secepatnya.
4. Penderita
ini juga memerlukan keterampilan dan pola gerak dasar. Pada keterampilan pola
gerak dasar, ada tiga pentahapan yaitu: tahap pertama latihan relaksasi, tahap kedua
latihan gerak sendi terhadap otot-otot yang diperintah, dan tahap ketiga
latihan yang sudah melibatkan banyak sendi, aktivitasnya dapat berupa merayap,
merangkak.
F. Macam-macam
Gerakan Pada Terapi Ortopedi
a. Periksa dengan jari untuk meluruskan leher, punggung dan bahu
(Neck, back, and shoulder flattener)
§ Tujuan : kepala
bagian muka, cervical lordosis, kyphosis, bahu bagian depan dan lordosis
§ Sasaran : panggul
miring
§ Sikap awal : telentang,
lutut ditekuk, lengan di samping dengan telapak tangan ke bawah
§ Pelaksanaan:
- Tarik nafas dan kembangkan dada sampai
tengkuk, leher menapak pada lantai dengan peregangan pendek, dorong dagu ke
arah dada.
- Pada waktu yang sama, luruskan sebagian
punggung ke lantai dengan kekuatan otot perut dan pantat.
- Mengetahui bahwa leher dan punggung
lurus pada lantai, dan disertai pengeluaran nafas.
- Dilakukan dengan lebih mudah dengan cara
meluruskan punggung, latihan akan lebih sulit dan manfaat yang diperoleh lebih
besar, bila dengan cara meluruskan kaki perlahanlahan sampai punggung bawah
tidak dalam posisi datar atau tidak lurus.
b. Breaking
Chins
§
Tujuan :
Bahu bagian muka
§
Sasaran :
Kyphosis, pelurusan dada, kepala bagian depan, lordosis, dan pengembangan bahu
§
Sikap awal : Berdiri membelakangi sudut (tembok) kaki terpisah kurang lebih 6
inci, letakan ke dua tangan bersama-sama di depan dada dengan siku lurus dengan
bahu.
§
Pelaksanaan :
- Seolah-olah memotong rantai dengan
kekuatan mendorong, tangan terkepal, terpisah tertahankan siku lurus dengan
bahu, gerakan bahu bersama-sama dengan menarik nafas.
-
Lipat panggul dan tekan punggung bagian
bawah serapat mungkin ke dinding.
- Tahan posisi ini 10 detik.
-
Rileks dan keluarkan nafas
- Latihan boleh dilakukan dengan posisi
duduk dengan kaki disilangkan seperti posisi menjahit.
c. Meluruskn
leher di depan cermin (neck flattener at mirror)
§ Tujuan : Kepala bagian depan, bahu baagian depan, kyposis , lardosis dan pengembangan
bahu.
§ Sasaran
: Penyimpangan sikap tubuh secara keseluruhan.
§ Sikap
awal : Berdiri tegak di depan kaca, kepala tegak, bahu masuk, siku diluruskan
ke samping dengan bahu lurus, ujung jari di belakang kepala.
§ Pelaksanaan
:
- Tegakan kepala dan leher, tangan di
belakang secara penuh menekan ke muka selam beberapa saat, dan siku diarahkan
ke balakang, tarik nafas.
- Punggung diluruskan rendah sambil
melipat kembali kesikap awal.
d. Bersepeda
(bicycle)
§ Tujuan
: Pemanasan seluruh kaki dan betis
§ Sasaran
: Untuk mengembangan dan peregangan tungkai dan kaki
§ Sikap
awal : Telentang, siku di samping tubuh ditekuk 90 derajat
§ Pelaksanaan
:
- Bawa lutut ke dada dan putar sehingga
beban tubuh ditahan pada bahu dan leher, letakan tangan dibawah panggul
bayangkan sedang mengayuh sepeda.
- Tekan secara penuh gerakan pada panggul,
lutut, ujung jari lurus dan kemudian tumit ditingkatkan dengan meluruskan kaki
dan pergelangan kaki. Dilakukan pelan-pelan untuk meningkatkan kelentukan
kemudian dipercepat untuk pemanasan.
e. Memutar
Lutut (knee rotator)
§ Tujuan : Lutut keluar, memilin tibia
§ Sasaran :Mejejajarkan/memulihkan lekukan
memanjang, dan menelungkupkan pergelangan kaki.
§ Sikap
awal : Berdiri, berpegangan pada
tangkai pegangan belakang kursi, tumit terpisah kurang lebih 3 inci, jari
dirapatkan dengan beban diarahkan ke samping kaki.
§ Pelaksanaan
:
-
Tekuk lutut lurus dan putar lutut ke
luar dengan gerakan tumit bersama-sama mengerus lantai (jangan lakukan gerakan
mendadak) pertahankan bagian dalam bulat pada kaki ditekuk sampai tinggi,
lekukan panjang dibentuk dan kepala lutut mengarah ke luar.
-
Tahan posisi ini 10 detik
-
Otot kaki dan betis rileks seperti jalan
di tempat.
-
Ulangi latihan.
f. Quadriceps
setting
§ Tujuan
: Menstabilkan lutut bagian depan (tempurung)
§ Sasaran
: Menstabilkan sendi lutut dan memperbaiki tonus otot Quadriceps (sebelum dan
sesudah operasi)
§ Sikap
awal : Berdiri dengan jalan kaki lurus di muka, salah satu betis lurus di muka
lainnya, dengan lutut lurus, tetapi tidak dipengkarkan (dapat pula dilakukan
dengan posisi duduk).
§ Pelaksanaan
:
-
Luruskan lutut dengan betis ke belakang
-
Pilin dan angkat tempurung lutut, tahan
-
Perlahan-lahan tempurung lutut
diturunkan ke posisi semula, otot rileks.
-
Perlahan-lahan tingkatkan beban pada
kaki
g. Tujuan
: Peregangan Memiringkan kepala (head tilt) otot leher.
§
Sasaran : Relaksasi otot leher,
memperbaiki ketegangan leher.
§ Sikap
awal : Duduk di kursi dengan salah satu tangan memegamg leher, kepala. dan
leher dimiringkan lurus dengan sudut 45 derajat berlawanan arah.
§
Pelaksanaan :
-
Tarik dagu sejauh mungkin untuk
diregangkan
-
Letakan tangan di atas kepala, menutup
telinga dan miringkan dengan perlahan-lahan untuk diulur
-
Setelah teregang tahan 10 detik
-
Ulangi peregangan ini 3 kali pada setiap
posisi.
h. Kekuatan
memeras (Gripper)
§ Tujuan
: Kekuatan tangan dan lengan bawah
§ Sasaran
: Memperbaiki tonus otot seluruh kelompok otot flexsor dan membatasi kelemahan sendi.
§ Sikap
awal : Berdir/ duduk dengan memegang karet lingkaran/ bola tenis, bola tangan /
bola pingpong.
§ Pelaksanaan
:
-
Putarkan bola sambil mengubah posisi
lengan atas; sambil memegang putar kesalah satu arah kemudian kearah yang
lain, rileks, ulangi.
-
Peningkatan latihan, gunakan alat
kekuatan memeras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar