Rabu, 11 November 2015

Terapi Dalam Ortopedi

A. Pengertian Aktivitas Terapi
Aktivitas terapi merupakan serangkaian gerak fisik yang dilakukan di dalam usaha penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan bersifat komplementer dengan usaha terapi yang lain misalnya pengaturan makan dan pengobatan konvensional yang telah terbukti peranannya. Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh banyak orang, namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi. Kenyataan memang menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau olahraga memberi manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain kadang-kadang justru menambah parahnya suatu penyakit. Berbeda dengan pencegahan, hampir semua jenis penyakit dapat dicegah atau dihambat dengan olahraga atau aktivitas fisik, sedang untuk usaha terapi terbatas terutama penyakit degeneratif.
Ada beberapa macam program terapi, seperti fisio terapi, terapi akupasi, terapi bermain, terapi musik, operasi ortopedi. Fisio terapi adalah suatu penyembuhan atau pengobatan bagi penderita kelainan fisik dengan menggunakan tenaga, daya dan khasiat
alam. Maksud kegiatan penyembuhan dan pengobatan dengan menggunakan khasiat alam, terutama untuk menjaga gerak sendi, mencegah terjadinya pemendekan otot, mendidik kembali perasaan dan gerakan otot-otot, mencegah adanya atropi otot, serta mendidik gerakan fungsional. Banyak macam khasiat alam yang dapat dimanfaatkan untuk usaha penyembuhan dan pengobatan, diantaranya dengan menggunakan sinar (light therapy) yang menimbulkan panas berguna untuk analgesia, relaksasi otot, dan peningkatan peregangan kolagen. Dingin lebih bermanfaat untuk nyeri akut karena kemampuannya dalam mengontrol pembengkaan. Banyak bentuk panas yang tersedia, termasuk kantong pemanas, dietermi gelombang pendek dan gelombang mikro, dan ultrasound. Hidrotherapy (menggunakan air) juga memberikan panas, tetapi merupakan “agen debriding” yang jauh 3 lebih baik dari pada agen pemanas. Pemberian terapi dengan tenaga air ini bisa dengan semprotan air, berenang pada air yang mengaliran. Pemberian terapi dengan masase, yaitu dengan jalan memberikan gosokan pada tempat tertentu yang dapat mengurangi ketegangan otot. Pemberian fisioterapi yang terkait dengan usaha membina kekuatan otot, ketahanan dan koordinasi otot dengan anggota gerak yang lain adalah jenis mekanoterapi. Jenis mekanoterapi ini dapat diberikan dengan cara: a) melatih gerakan pasif, atau gerakan dibantu dengan orang lain, anak tidak melakukannya sendiri. b) melatih dengan gerakan aktif, anak berusaha untuk menggerakan anggota tubuhnya sendiri.

B. Tujuan Program Aktivitas Terapi
Tujuan yang ingin dicapai dalam program aktivitas terapi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola ketunaan atau penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Hal ini dilakukan dengan didasarkan kepada kenyataan bahwa fungsi organ akan menurun apabila tidak digunakan dan akan meningkat apabila digunakan. Takaran latihan harus disesuaikan dengan tingkat toleransi individu. Sebagai indikator dari tingkat toleransi adalah mulainya rasa tidak enak, nyeri atau tegang.

C.  Faktor-Faktor yang Dipilih Untuk Latihan Terapi
1). Kekuatan.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk suatu ketahan akibat suatu beban. Beban dapat dari bobot badan sendiri atau dari luar. Kekuatan dapat ditingkatkan dengan latihan yang menimbulkan tahanan (resistance), misal mendorong, mengangkat, dan menarik.

2). Kelentukan (flexibility)
Flesibilitas adalah luas gerak persendian atau kemampuan seseorang untuk menggerakan anggota badan pada luas gerak tertentu pada suatu persendian. Kelenturan dapat ditingkatkan dengan bentuk latihan mengayun, memutar, meregang dan memantul-mantulkan anggota tubuh.

3). Relaksasi.
Relaksasi adalah melepaskan ketegangan dan kegelisahan. Setiap orang melakukan relaksasi pada saat tertentu dan pada kondisi tertentu. Terdapat berbagai macam teknik dan tata cara dalam melakukan relaksasi ini, yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lain. Dan terdapat banyak teknik yang berbeda-bada namun tetap banyak digemari di USA. Teknik-teknik ini lebih banyak menghasilkan efek untuk melepaskan ketegangan, tetapi ada juga efek jangka panjang yang dapat mempengaruhi pikiran dan badan.

D. Penyusunan Program Latihan Aktivitas Terapi

§  Perencanaan latihan
Perencanaan latihan merupakan seperangkat tujuan konkrit, yang dijadikan motivasi oleh seseorang. Perencanaan merupakan bagian yang amat penting dari serangkaian kegiatan latihan. Keberhasilan pelaksanaan program bergantung kepada baik tidaknya perencanaan.

§  Fungsi perencanaan, antara lain :
• Acuan /panduan pelaksanaan program
• Alat pengendali pelaksanaan program
• Tolok ukur kegiatan evaluasi
• Materi yang akan dievaluasi
• Untuk mengetahui unsur penghambat dan penunjang
• Merumuskan kreteria keberhasilan pelaksanaan program.

§  Prinsip Perncanaan:
• Berdasarkan kebutuhan
• Konsistensi, keselarasan antara tujuan dan dengan proses pelaksanaan.
• Efesiensi dan produktif, berorientasi pada pemanfaatan sumber daya yang ada
•Universal, mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi secara keseluruhan.

§  Komponen Perencanaan:
• Kegiatan, jenis program latihan yang tersedia.
• Tujuan, harapan yang akan dicapai lewat program latihan.
• Output, hasil latihan yang diharapkan,
• Proses kegiatan, pelaksanaan kegiatan dari persiapan sampai evaluasi.
• Kelompok sasaran, subyek yang dikenai program latihan.
• Waktu, jangka waktu yang tersedia untuk berlatih.
• Lokasi, tempat latihan, outdoor, indoor, atau ber AC.

§  Standar Layanan.
Sebelum program latihan dilaksanakan, selayaknya mendapatkan layanan yang terstandart meliputi antara lain:
• Penjaringan riwayat kesehatan, kebugaran dan gaya hidup.
• Pemeriksaan status kebugaran dan kesehatan.
• Diaknosa, dari data riwayat kesehatan dan kebugaran serta pemeriksaan status kesehatan dan kebugaran dilakukan diaknosa.
• Penyusunan program latihan. Program latihan disusun berdasarkan tujuan yang dikehendaki, prioritas program, pemilian model dan sarana latihan serta kondisi seseorang.
• Treatment, yakni pemberian latihan sesuai dengan hasil diaknosa dengan mempertimbangkan keadaan seseorang.
• Evaluasi, untuk mengukur keberhasilan latihan perlu diadakan evaluasi berkala baik setiap selesai berlatih, maupun assesment (pengukuran) berkala (mingguan, bulanan, dst).

E.   Program Latihan Untuk Cerebral Palsy
Penderita cerebral palsy yang sebagian besar sifatnya sedang dan berat, mereka juga mempunyai cacat yang lain. Secara kondisi medis mereka dapat diperbaiki dan dilatih namun tidak dapat disembuhkan.
Pada penderita cerebral palsy ini, secara universal terapi dengan aktivitas fisik atau olahraga sangat disarankan. Aktivitas jasmani yang aman dan memenuhi kebutuhan bagi anak tersebut adalah:
1.                                 Kebutuhan akan kebugaran jasmani dan gerak. Individu dengan cerebral palsy kebutuhan akan kebugaran jasmani tidak jauh berbeda dengan anak normal, karena anak dengan kondisi bugar mempunyai daya tahan tubuh yang baik sehingga tidak mudah terserang bibit penyakit. Untuk itu program peningkatan kekuatan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespirasi dan kelentukan perlu diberikan pada mereka. Begitu banyak gejala dan variasi penderita cerebral palsy, semua aktivitas harus bersifat individual untuk semua anak. Aktivitas kebugaran yang dapat dilakukan adalah bersepeda statis, bersepada statis ini akan lebih aman bagi penderita, disamping mudah pelaksanaannya juga mempunyai kemanfaatan yang tinggi untuk meningkatkan kardiorespirasi. Aktivitas menggantung dengan menggunakan palang tarik angkat (pull118 up bar), mendorong dan mengangkat beban melalui rentang gerak Gymnasium Universal, dirancang untuk meningkatkan kekuatan , dayatahan otot dan fleksibilitas. Untuk semua tipe cerebral palsy, direkomedasi secara progresif beban ditambah.
2.                                       Untuk penderita ataksia dan athetoid membutuhkan relaksasi dan stabilisasi antara antivitas gerakan otot-otot besar berorientasi kebugaran. Pada penderita ini, otot-otot yang kaku diregangkan/ diulur, setelah melakukan pemanasan. Latihan ini dimulai dari latihan otot-otot yang dapat diperintah dan hanya melibatkan satu persendian. Gerakan yang dapat dilakukan adalah menekuk/ meluruskan atau menangkap/ melepaskan. Antara menekuk dan meluruskan, disarankan gerakan melepas lebih banyak karena untuk tujuan menghalangi reflek menangkap. Latihan relaksasi seperti pada bab 2 juga dapat dilakukan untuk dapat mengontrol ketegangan yang terjadi di tubuh.
3.      Penderita ataksia, yang mempunyai kesadaran kinestetik kurang/ jelek, memerlukan latihan orientasi ruang. Selama latihan orientasi ruang, sebuah cermin dapat digunakan untuk memberikan umpan balik secepatnya.
4.                                     Penderita ini juga memerlukan keterampilan dan pola gerak dasar. Pada keterampilan pola gerak dasar, ada tiga pentahapan yaitu: tahap pertama latihan relaksasi, tahap kedua latihan gerak sendi terhadap otot-otot yang diperintah, dan tahap ketiga latihan yang sudah melibatkan banyak sendi, aktivitasnya dapat berupa merayap, merangkak.

F.   Macam-macam Gerakan Pada Terapi Ortopedi
a.       Periksa dengan jari untuk meluruskan leher, punggung dan bahu (Neck, back, and shoulder flattener)
§  Tujuan : kepala bagian muka, cervical lordosis, kyphosis, bahu bagian depan dan lordosis
§  Sasaran : panggul miring
§  Sikap awal : telentang, lutut ditekuk, lengan di samping dengan telapak tangan ke bawah
§  Pelaksanaan:
-         Tarik nafas dan kembangkan dada sampai tengkuk, leher menapak pada lantai dengan peregangan pendek, dorong dagu ke arah dada.
-     Pada waktu yang sama, luruskan sebagian punggung ke lantai dengan kekuatan otot perut dan pantat.
-    Mengetahui bahwa leher dan punggung lurus pada lantai, dan disertai pengeluaran nafas.
-         Dilakukan dengan lebih mudah dengan cara meluruskan punggung, latihan akan lebih sulit dan manfaat yang diperoleh lebih besar, bila dengan cara meluruskan kaki perlahanlahan sampai punggung bawah tidak dalam posisi datar atau tidak lurus.
b.      Breaking Chins
§  Tujuan : Bahu bagian muka
§  Sasaran : Kyphosis, pelurusan dada, kepala bagian depan, lordosis, dan pengembangan bahu
§  Sikap awal : Berdiri membelakangi sudut (tembok) kaki terpisah kurang lebih 6 inci, letakan ke dua tangan bersama-sama di depan dada dengan siku lurus dengan bahu.
§  Pelaksanaan :
-         Seolah-olah memotong rantai dengan kekuatan mendorong, tangan terkepal, terpisah tertahankan siku lurus dengan bahu, gerakan bahu bersama-sama dengan menarik nafas.
-             Lipat panggul dan tekan punggung bagian bawah serapat mungkin ke dinding.
-            Tahan posisi ini 10 detik.
-             Rileks dan keluarkan nafas
-        Latihan boleh dilakukan dengan posisi duduk dengan kaki disilangkan seperti posisi menjahit.

c.       Meluruskn leher di depan cermin (neck flattener at mirror)
§   Tujuan : Kepala bagian depan, bahu baagian depan, kyposis , lardosis dan pengembangan bahu.
§   Sasaran : Penyimpangan sikap tubuh secara keseluruhan.
§   Sikap awal : Berdiri tegak di depan kaca, kepala tegak, bahu masuk, siku diluruskan ke samping dengan bahu lurus, ujung jari di belakang kepala.
§   Pelaksanaan :
-      Tegakan kepala dan leher, tangan di belakang secara penuh menekan ke muka selam beberapa saat, dan siku diarahkan ke balakang, tarik nafas.
-         Punggung diluruskan rendah sambil melipat kembali kesikap awal.
       
d.      Bersepeda (bicycle)
§  Tujuan : Pemanasan seluruh kaki dan betis
§  Sasaran : Untuk mengembangan dan peregangan tungkai dan kaki
§  Sikap awal : Telentang, siku di samping tubuh ditekuk 90 derajat
§  Pelaksanaan :
-    Bawa lutut ke dada dan putar sehingga beban tubuh ditahan pada bahu dan leher, letakan tangan dibawah panggul bayangkan sedang mengayuh sepeda.
-       Tekan secara penuh gerakan pada panggul, lutut, ujung jari lurus dan kemudian tumit ditingkatkan dengan meluruskan kaki dan pergelangan kaki. Dilakukan pelan-pelan untuk meningkatkan kelentukan kemudian dipercepat untuk pemanasan.

e.       Memutar Lutut (knee rotator)
§  Tujuan : Lutut keluar, memilin tibia
§  Sasaran :Mejejajarkan/memulihkan lekukan memanjang, dan menelungkupkan pergelangan kaki.
§  Sikap awal      : Berdiri, berpegangan pada tangkai pegangan belakang kursi, tumit terpisah kurang lebih 3 inci, jari dirapatkan dengan beban diarahkan ke samping kaki.
§  Pelaksanaan :
-          Tekuk lutut lurus dan putar lutut ke luar dengan gerakan tumit bersama-sama mengerus lantai (jangan lakukan gerakan mendadak) pertahankan bagian dalam bulat pada kaki ditekuk sampai tinggi, lekukan panjang dibentuk dan kepala lutut mengarah ke luar.
-          Tahan posisi ini 10 detik
-          Otot kaki dan betis rileks seperti jalan di tempat.
-          Ulangi latihan.

f.    Quadriceps setting
§  Tujuan : Menstabilkan lutut bagian depan (tempurung)
§  Sasaran : Menstabilkan sendi lutut dan memperbaiki tonus otot Quadriceps (sebelum dan sesudah operasi)
§  Sikap awal : Berdiri dengan jalan kaki lurus di muka, salah satu betis lurus di muka lainnya, dengan lutut lurus, tetapi tidak dipengkarkan (dapat pula dilakukan dengan posisi duduk).
§  Pelaksanaan :
-          Luruskan lutut dengan betis ke belakang
-          Pilin dan angkat tempurung lutut, tahan
-          Perlahan-lahan tempurung lutut diturunkan ke posisi semula, otot rileks.
-          Perlahan-lahan tingkatkan beban pada kaki
g.      Tujuan : Peregangan Memiringkan kepala (head tilt) otot leher.
§  Sasaran : Relaksasi otot leher, memperbaiki ketegangan leher.
§  Sikap awal : Duduk di kursi dengan salah satu tangan memegamg leher, kepala. dan leher dimiringkan lurus dengan sudut 45 derajat berlawanan arah.
§  Pelaksanaan :
-          Tarik dagu sejauh mungkin untuk diregangkan
-          Letakan tangan di atas kepala, menutup telinga dan miringkan dengan perlahan-lahan untuk diulur
-          Setelah teregang tahan 10 detik
-          Ulangi peregangan ini 3 kali pada setiap posisi.
h.      Kekuatan memeras (Gripper)
§   Tujuan : Kekuatan tangan dan lengan bawah
§   Sasaran : Memperbaiki tonus otot seluruh kelompok otot flexsor dan membatasi kelemahan sendi.
§   Sikap awal : Berdir/ duduk dengan memegang karet lingkaran/ bola tenis, bola tangan / bola pingpong.
§   Pelaksanaan :
-          Putarkan bola sambil mengubah posisi lengan atas; sambil memegang putar kesalah satu arah kemudian kearah yang lain,  rileks, ulangi.
-          Peningkatan latihan, gunakan alat kekuatan memeras.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar